Selasa, 22 Desember 2009

“Desember”


Kemarin, sambil ngopi-ngopi sama teman. Salah satu teman mengatakan, desember adalah bulan spesial, terlepas ada yang desember kelabu terus saya balik nanya, ada apa dengan desember? Pertanyaan ini sepintas memang sangat sederhana, atau paling-paling kita akan sepekat. Desember, ya Desember..! tidak lebih. Hanya segitukah? tapi mari kita runut sejenak kebelakang. Tepatnya 26 Desember 2004. kita tentunya masih belum bisa melupakan, kalau tanggal itu, aceh hampir hilang dalam peta dunia karena gempa dan gelombang tsunami yang memporak porandakan aceh, aceh yang tempo dulu pernah gemilang hampir saja tinggal sejarah.

Selanjutnya, di desember ini pula. Jakarta pernah kalang kabut karena 04 Desember 1976, Organisasi Gerakan aceh Merdeka, atau yang lebih populer dengan GAM di deklarasikan oleh Tgk Hasan Muhammad di Tiro. Terus, desember kali ini aceh juga ketimban banjir di mana-mana, katakan saja yang melanda  Pidie  dan Pidie Jaya.

Desember, juga punya makna tersendiri bagi para petani, karena dibulan ini adalah musim turun tanam (Aceh:seumeula) secara serentak turun kesawah, meskipun ada yang  menanam padi dengan mengandalkan air tadah hujan dan itu hanya bisa diandalkan setahun sekali, berbeda halnya dengan para petani di Tangse dan Gempang dimana tidak mesti menunggu bulan desember demikian juga dengan daerah  yang sudah mempunyai irigasi atau waduk yang bisa diandalkan walaupun tidak begitu maksimal.

Pun demikian, hal yang paling miris adalah bagi para kontaktor atau yang lagi giat-giat membangun, karena bisa menghambat aktifitas sehingga berakibat pada rusak fasilitas yang telah ada. meskipun kita juga tidak tahu harus menyalahkan siapa, Tuhankah, atau yang namanya desember? Tapi yang pasti Tuhan tidak pernah salah, desember juga tidak, tapi yang salah dan pantas kita salahkan adalah Manusia!

Allah berfirman, “telah nyata kerusakan di darat dan dilaut karena ulah-ulah tangan manusia”.Tapi itulah manusia, ketika nafsu mengalahkan akal, maka akal tidak berfungsi, yang kemudian menjadi manusia lebih buruk daripada binatang (qa al am balu Adhal). untuk  itu, upaya pengkajian ulang atas penomena alam yang telah banyak rusak yang seharusnya dilindungi adalah menjadi kenisyaan, agar desember memiliki makna lebih konsrtuktif.

Tapi bagaimana desember dimaknai oleh kaum muda-mudi? Ternyata desember adalah bulan membawa berkah, karena bulan desember bersamaan dengan bulan muharram, bulan ini banyak orang memilih sebagai bulan yang palimg tepat untuk melangsungkan pernikahan, buruan di desember ini untuk awen..awen (projek pop). kalau tidak desember keburu pergi dan kita tinggal gigit jari. Ha..ha..