Selasa, 12 Januari 2010

PERSITA TANGERANG BENAMKAN PSAP SIGLI

Kekalahan kandang untuk yang pertama kali dialami Tim PSAP Sigli saat menjamu Tim Tangguh PERSITA Tangerang di Stadion Kuta Asan Sigli 1 – 2, hampir sama juga nasibnya apa yang diderita PERSIRAJA Banda Aceh di laga Sebelumnya di kandang sendiri. Walau Tim besutan Kustiono lebih unggul duluan atas kesalahan pemain PERSITA sendiri dengan hentakan keras untuk menghalau bola yang mengalir sangat deras tapi naas bola bak peluru masuk ke gawang.

Ketinggalan 1 – 0 di babak pertama PERSITA Tangerang yang sudah pernah merumput di Liga Super tidak terlalu terburu-buru menguraskan tenaga untuk menyamakan kedudukan mereka bermain agak sedikit lebih santai walau nampak grogi dan tidak terarah, meraka yang sudah banyak pengalaman Cuma mengimbangan derasnya gempuran demi gempuran di kubu PSAP Sigli yang sangat berambisi untuk menambah kan gol, bermain di bawah cuaca yang sangat panas membuat kedua tim sangat kepayahan mengembangkan pola permainan.

Di babak kedua PSAP sigli terus berupaya menekan PERSITA, banyak sekali peluang yang didapatkannya tetapi selalu menuai kegagalan dan tidak membuahkan hasil dan bagusnya nasib PERSITA disangat mendapatkan sedikit saja celah tidak terlalu banyak membuang waktu langsung membobolkan gawang PSAP yang dikawal Agus Rohman kedudukan menjadi 1 – 1

Berambisi sekali untuk mengamankan poin penuh dan bisa memenangkan pertandingan dikandang sendiri, terlihat dengan jelas individu antara pamain semakin tidak terkontrol mereka lupa akan posisi masing-masing, sehingga PERSITA Tangerang kembali berhasil membobolkan gawang PSAP sigli untuk yang kedua kalinya.

Merasa tuan rumah sudah sangat terjepit dan frustasi PSAP yang julukan (Laskar Aneuk Nanggroe) tak henti-hentinya melancarkan serangan tapi sayang nasib tidak di rundung baik sampai wasit meniupkan peluit terakhir pertandingan usai, marka kedudukan tetap tidak berubah 1 - 2 untuk kemenangan tim tamu PERSITA TANGERANG.


Sebelum laga tanding bergulir, Kolonel Yasin dengan tegas dan mengultimatum (memecat) Pelatih Kustiono dan membuang separuh pemain apabila PSAP terjadi kekalahan, mungkin itu hal yang wajar, mengingat banyak sekali pemain dibawah standar nasional, begitu juga dengan pelatih yang tidak berkualitas. Dan sekarang semua sudah jelas apapun kesimpulannya mudah-mudahan PSAP lebih maju dari sebelumnya..???

Tidak ada komentar:

Posting Komentar